Selasa, 05 Mei 2015

Pulau Sanghyang

Entah apa tulisan yang benar, Apakah itu Sanghyang atau Sangiang. Tapi yang jelas saya penasaran dengan kecantikan underwaternya disana. Banyak sekali diver pemula yang selalu berkunjung ke pulau itu.



Trip sangiang yang saya lakukan kali ini, mencari info di Backpacker Indonesia untuk menyesuaikan tanggal berapa yang available agar saya bisa berkunjung ke Pulau itu. Dari hasil pencarian saya, ketemulah trip Pulau Sangiang dengan biaya Rp. 390.000 tepatnya di hari jumat - minggu, tanggal 24 - 26 April 2015. Dari pada saya sendirian ikut, jadilah saya share trip Sangiang melalui Path. Abisan kalo ngajak langsung ke temen, kadang suka di tolak. Jadi lebih baik share aja biar semua tau. Dan bisa rame-rame ikut jalannya. Setelah saya info, teman kerja di kantor dulu mau ikut. Tahun 2009 saya pernah bekerja di Grand Indonesia, Nah Ale dan Meinard teman sekantor dulu mau ikut trip bareng ke Sangiang. Sedangkan Vivi temannya Ale dan saya baru kenal di Trip Sangiang.


Jum'at, 24 April 2015
Meeting point di Terminal Kp. Rambutan pukul 21.00 PM. Sedangkan saya pulang kantor pukul 19.00 PM, agar tidak telat sesampainya di terminal. Jadi saya menggunakan jasa Gojek, Perdana menggunakan jasa itu dan saya puas dengan ketepatan waktu ojegnya. Dari SCBD ke Terminal Kp Rambutan dikenakan biaya 72.000 sampai di tempat tujuan. Cara penggunaan aplikasinya hampir sama kaya Blue Bird, tapi bedanya saat menerima konfirmasinya saja. Gojek akan mengirimkan foto, nama dan keberadaan sang supir. Jadi tidak perlu khawatir diculik. Hahhaaha #kidding....

Ini dia Pak Sobari, Supir Gojek yang mengantar ke Kp Rambutan


Pukul 20.10 PM Saya sudah sampai di Terminal Kp Rambutan. Pak Sobari dengan baik hati mau menemani saya sampai ketemu teman saya yang lainnya. Cuma kan gak enak aja yah, udah nganterin moso ditungguin pula. Maklum Pak Sobari punya anak cewe, jadi mungkin takut saya kenapa-kenapa kali yah sendirian di Terminal. Padahal disana kan banyak anak muda yang sedang kumpul pakai carier yang segede gaban. Dan saya pun sudah biasa nunggu di Kp Rambutan sendirian. Hahaha Curcol...

Karena yang lainnya belum datang, Jadi saya isi perut dulu biar gak kelaperan di jalan. Ternyata Meinard, Ale dan Vivi sudah di terminal juga. Namanya juga itinerary sementara, pasti selalu meleset dari kenyataan yang ada. Seharusnya jam 9 malam sudah jalan, tapi masih ada yang telat datang. Jadi kami baru berangkat menuju Cilegon pada pukul 22.04 PM.

Meinard, Dian dan Ale. Sebut saja Reunited Trip to Sanghayang Island

Perjalanan menuju Pertigaan Cilegon hanya memakan waktu 3 jam saja. Pada pukul 00.58 AM kami sudah sampai disana. Tapi sebelum kami berangkat menuju Pelabuhan Paku Anyar, kita belanja kebutuhan logistik selama disana. Angkot yang kami tumpangi pun sudah ready dan siap mengantar kami sampai tujuan.

 Angkot yang kami gunakan menuju Pelabuhan Paku Anyer


Sabtu, 25 April 2015

Pukul 01.30 AM Semuanya sudah memenuhi logistiknya dari minuman dan cemilan sudah berada di tas mereka masing-masing. Selama diperjalanan saya sudah tidak bisa tidur lagi. Waktu di bis udah puas tidur 2 jam dan kebangun cuma 2 kali saja. Itupun karena tas saya jatuh dari atas. Dan lucunya, udah tau tas jatuh malah saya diemin dan Meinard lah yang nyelamatin tas saya yang terjatuh. Hahahhaa....Maapkeeeuuunnn ya Meinard. Kalo udah tidur emang suka gitu tuh si Dian Juarsa mah.

Disinilah kami memenuhi kebutuhan logistik

Sepanjang perjalanan kanan kiri dipenuhi oleh pabrik. Menurut saya sih udaranya gak sehat yah, Karena setiap dijalan baunya berbeda. Ada yang bau minyaklah, bau gas lah dan banyak lagi deh. Trus lagi nih ya, Langitnya berwarna kemerahan. Macam kaya di Games Mario Bros kalo lagi bagian di Nerakanya. Apalagi nih, masih ada jalanan yang tidak ada lampunya sama sekali. Gelaaapppp dan banyak ranting pohon yang berjatuhan. Sedihnya banyak bukit yang dibabat habis untuk pembuatan pabrik baru. Padahal kan bukit itu keliatan indah kalau dari kejauhan. Bisa jadi pemanis pemandangan di sepanjang perjalananmu #tsaaahhhh

Pukul 02.00 AM kami sudah sampai di Pelabuhan Paku Anyer, sayangnya pelabuhan itu masih tutup. jadi kami mencari tempat untuk istirahat sejenak. Ketemulah sebuah masjid besar di penghujung jalan. Sementara yang lainnya tertidur lelap, saya dan vivi sudah tidak bisa tidur lagi. Jadi kami nongkrong di warung depan masjid. Berhubung saya keseringan lapar, jadi saya makan mie aja disana, sedangkan vivi cuma pesen teh anget.

Sebelumnya numpang ngecharge hp dulu

Pukul 05.30 AM kami meninggalkan masjid untuk menuju Pelabuhan Paku Anyar dengan berjalan kaki sejauh 400 meter. Lumayanlah buat pemanasan di pagi hari, sedikit ngos-ngosan juga sih dijalan. Hihiiii...

Suasana Pelabuhan Paku Anyer

Anginnya semakin kencang


Kegilaan kami selama menunggu berjam-jam


Pukul 07.00 AM Mayday Mayday.... Trip Sangiang terancam CANCEL karena cuaca yang tidak mendukung. Angin kencang tak henti-hentinya di Pelabuhan. Kami terancam untuk tidak melanjutkan perjalanan ke Pulau Sangiang. Tapi masih ada alternatif dengan bersabar tunggu satu jam kedepan. Kalau saja memang masih tinggi sekali ombaknya, Perjalanan kami diharuskan cancel. Tapi kalau memang anginnya mulai berkurang, kemungkinan besar kami bisa melanjutkan perjalanan ke Pulau Sangiang.

Dari pada Bete mendingan wefie

Sarapan dulu
Pukul 08.00 AM ada awak ABK yang memaksakan untuk melanjutkan perjalanan menuju Sangiang. Sedangkan kami akan jalan ke Pulau Sangiang secara konvoy dengan kapal lain. Saat kapal pertama yang sudah jalan, kapal terombang ambing sangat kencang. bukan oleng lagi tapi lebih parah dari oleng deh. Akhirnya giliran kapal kami yang akan jalan. Vivi sudah minum antimo karena takut mual. Sedangkan Meinard, sudah dipaksa minum antimo malah gak mau. Kapal kami sudah jalan, Yaaapppp ombaknya tepat didepan mata saya dengan ketinggian melebihi kepala saya. Tapi hebatnya kapal kami tidak kegulung ombak. Sang awak ABK  pun dengan lihainya memainkan sebuah kayu sebagai setir kapal *entahlah apa namanya*.
Tadaaaa....Ini loh kapal kita selama 2hari 1 malam

Penampakan Meinard yang udah Mual dan nahan munt*h
Penampakan Meinard yang udah pucet pasi

Tenang Meinard...Youuu gak sendiri Mualnya hahaha...

Amaziiiingggg......Emang hebat awak ABK mengikuti alur ombak yang sangat tinggi. Semua penumpang kapal memegang tiang-tiang kapal agar tidak terlempar keluar. Teman saya Meinard mukanya pucat pasi, seluruh wajahnya penuh dengan keringat dingin. Saya bermaksud untuk mijat bagian lehernya agar bisa muntah tapi tangan saya dihempas gitu aja. Karena Meinard gak mau mual didalam kapal. Mungkin malu atau gak dia bingung mau keluarin dimana. Makanya Ale memaksa meinard untuk tidur dipangkuan Ale. Setidaknya bisa memejamkan mata sejenak dan melupakan rasa mualnya. Saya dan Ale terus ngobrol selama diperjalanan. Kami hanya terpukau melihat ketinggian ombak dan berpikir aneh-aneh selama diperjalanan. Ngalor ngidul selama diperjalanan dengan obrolan seputaran ombak dan trip lain yang pernah kita rasakan sebelumnya.
Ombak sudah mulai tenang

Pukul 08.50 AM Sampai juga di Dermaga Kebon Waru, untuk memasuki dermaga tersebut kami melewati Rawa Hutan Bakau. Kereeeennnnn banget pemandangannya, air berwarna hijau dibaluti akar-akar besar dari Hutan bakau dan banyak ranting menjuntai kebawah. Sampai saya pun kejedot ranting saat berada diatas kapal. Maklum gak engeh ada yang bilang "Mba awas mba". Saking keasikan mengabadikan moment yang indah.

Anda memasuki Rawa Hutan Bakau saat ini. Aaakkkhhh Kereeennnn....

Yuhuuuu...Cuma gw yang naik keatas kapal *Norak*

Akhirnya Ale dan Vivi ikutan nongol juga diatas

Saat yang lainnya sibuk memberesi tasnya masing-masing, kami malah sibuk foto dulu sejenak di Dermaga Kebon Waru. Pemandangannya luar biasa buat kami terpukau dan sedikit norak. Setidaknya istilah bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian memang berasa banget. Hahahaa...

Maklumlah baru kali ini ngerasain guncangan ombak yang setinggi itu. Sampe saya pun pegal sekali tangan ngangkat keatas terus, macam naek kereta kalo lagi berdiri gak ada tempat. Bagian keteknya pegel brooooo *oke abaikan curcolannya*


Gaya alakadarnya di Dermaga Kebon Waru

Perjalanan kami belum selesai broooo....Masih panjaaaangggggg. Menuju homestay aja butuh waktu 30 menit dengan jalan kaki. Mungkin sekitar 1km kami harus berjalan menuju homestay. Lumayan pegel sih ni kaki, tapi gak apa deh. Demi melihat keindahan alam. Apapun saya lakuin demi kamu #tsaaahhh

Maaf...Abaikan saja plastik kuning yang saya bawa

Hayoookkk kita jalan. Semangaaatttt!!!!

Benar-benar tidak ada rumah penduduk satupun disekitar sini

Vivi emang agak norak kalo udah liat pantai. Hahaha :p

Sesampainya di penginapan, Ternyata dekat sekali dengan Pantai Pasir Panjang. Worth it lah jauhnya perjalanan kami dengan adanya pantai didekat penginapan. Jadi kalo aja bosen kan bisa menclok ke pantai sambil dengar deburan ombak dan semeliwir angin seperti alunan lagu. Kan kan makin lebay bahasa gw. Hahaha...

Homestay kami yang listriknya menyala pada pukul 18.00PM - 06.00AM

Homestay belum kebuka kuncinya, Kami langsung incer bale-bale

Satu kamar ber 8 orang

Tiap mandi harus nimba sumur dulu. Seru!!!!

Menggunakan Tenaga Surya. Kereeennnn!!!

Ecieeeee....Ada cinta di Pulau Sangiang. Uhuuukk....

Makan siang sebelum melakukan aktivitas

Pukul 13.05 PM Pembagian alat snorkle dan fin sudah selesai, makan siang juga sudah dilakukan dari tadi. Dan sekarang saatnya full trekking seharian. Destinasi kami yang pertama yaitu mengunjungi Pantai Pasir Panjang dan Tebing Pantai Pasir Panjang. Sepanjang perjalanan menuju tebing, sedih sekali melihat sampah yang terbawa oleh ombak ada dimana-mana. Lebih banyak kayu dan pecahan botol sepanjang pesisir pantai. Harus ekstra hati-hati berjalan di Pantai karena banyak sekali paku yang menancap di bambu, pecahan botol dan banyak lagi. Sebenarnya Pantai Pasir Panjang memiliki pasir yang lembut dan berwarna putih. Tapi sayang semuanya tercemar akibat sampah yang terbawa ombak hingga pesisir pantai.



Pantai Pasir Panjang



Tebing Pantai Pasir Panjang

Deburan ombak yang begitu tinggi di tebing kecil ini

Batu berjajar semakin tinggi

Cuaca cerah dengan langit yang biru dan sentuhan awan

Belom ada yang siap tapi kenapa gaya gw gitu amet ya #LoL

Tebing Pantai Pasir Panjang

Cailaaaahhhh...gaya model-modelan masa gitu. Hahahaaa...

Belom dikasih aba-aba udah jepret. Piye toh...

Pukul 13.20 PM masih melanjutkan perjalanan menuju Goa Kelelawar. Pastinya memasuki little jungle yang masih ada monyetnya dan banyak batang pohon yang berbentuk lucu dan unik. Ditambah lagi ada lime tree juga loh *halah sok english* hahaha....

Perjalanan menuju Goa Kelelawar banyak nyamuknya, jadi sebelum perjalanan dimulai, ada baiknya baluri kaki dan tangan kalian dengan lotion anti nyamuk agar tidak dihinggapi nyamuk nakal. Saya aja di templokin 2 nyamuk sekaligus gak berasa apa-apa. Sampe si Vivi nampar pipi saya karena ada nyamuknya. Omaygaaattttt Viviiiiii....Elo emang baek banget sama gw. Saking baeknya elo tampaaaarrrrr pipi gw dengan penuh perasaan *ngok*


 Lewat sini masih aman dari nyamuk
Pemandangannya juga tsakeepp dengan jajaran Pohon Kelapa

Nah ini diaaa tempat yang banyak nyamuknya

Batang pohonnya kaya uler yah

Bising suara kelelawar sudah terdengar dari kejauhan, bau yang khas dari kelelawar pun sudah sangat menyegat dan deburan ombak pun semakin kencang karena kami telah mendekati Goa Kelelawar. Siang itu sangat terik, sehingga cahaya yang berada di luar membuat biasan saat saya hendak mengabadikan Goa Kelelawar. Ada salah satu kelelawar yang keluar dari Goa Kelelawar sehingga matanya tidak dapat terbuka karena silau. Lidahnya yang panjang terus menjulur keluar, membuat saya takut untuk memegang langsung sayap kelelawarnya. Makanya dengan bantuan batang pohon, membuat saya dan Vivi bisa wefie bareng Kelelawar.

Wefie bareng kampret
1...2...3...Cheerrrsss!!!

Cieeee cieeeee akrab beneeerrr :p

Belakang saya penampakannya Goa Kelelawar
Mohon abaikan figuran-figuran yang dibelakang saya. Thanks!!! :p


Tidak terlalu lama kami bermain di depan Goa Kelelawar, karena masih harus melanjutkan perjalanan menuju depannya Goa Kelelawar. At least ada pantainyalah dikit, jalan menuju tebing itu masih terus menanjak dan tetap melewati little jungle. Perjalanan hanya memakan waktu 30 menit saja. Harus tetap berhati-hati saat melewati gundukan daun dan ranting pohon. Karena kaki saya kecugak a.k.a ketusuk ranting pohon yang tajam yang membuat saya semakin lamban berjalan. Sendal yang saya gunakan ternyata tertusuk ranting. Awalnya dikirain kaki saya kemasukkan duri, ternyata ada ranting pohon yang tajam tertusuk langsung dari permukaan bawah sendal.

Tebing yang saya pun gak tau namanya apa

Boleh yaaa ikutan foto disini juga

Nah ini nih...cewe-cewe rempong yang gak tau lagi apa
*candid*

Formasi Lengkap

Ini Goa Kelelawar dari depan

Mau ke Goa Kelelawar harus turun dari tebing

Only two of us, Dian & Vivi


Balik ke atas tebing harus melewati anak tangga


Perjalanan masih berlanjut, kali ini tujuan kami adalah Bukit Harapan. Semakin menanjak dan terus menanjak. Yah setidaknya gak terlalu berat lah medannya. Karena masih ada jalanan yang landai, air minum pun sudah menipis. Ngos-ngosan sudah pasti dan tenggorokan rasanya kering karena kehabisan air minum. Tapi setelah sampai, terbayar sudah dengan pemandangan hamparan ilalang dan membuat saya dan Vivi ikutan foto ala syahrini. Hahhaa..

Beberapa istirahat sejenak karena cape

Lime tree

Yuhuuuuu...Kita masih semangat

Salah pilih topi...Macam Princess masuk hutan ditemani bodyguard #LoL

Hamparan Ilalang dengan warna ijo kekuningan

Trust me...Jangan ikutin gayanya syahrini yah. Gateeellll Boookkk

Lagi ketawa karena gw keberatan nahan badannya Vivi *candid*

Selesai sudah main di bukitnya, saatnya kami turuuuunnnn. Kita semua incer pantai yang bisa buat renang cantik. Saat menyusuri hutan kecil, kami terperangah dengan kondisi kanan kiri banyak pohon cemara, macam di luar negeri. Belum lagi kami pun juga menyusuri rawa-rawa dan banyak ilalang sepanjang diperjalanan. Tapi sayang, sesampainya ditempai itu, kami tidak bisa renang sama sekali karena kondisi air yang berwarna kehitaman dan pantainya juga kotor banyak sampah. Kecewa...sudah pasti, tapi apa boleh buat setidaknya kami sudah melihat langsung kondisinya. 

Perjalanan kami dengan pemandangan pohon cemara

Macam di Luar Negeri eeeiiimmmm

Hahahaha...Meinard dengan gaya topi baru

Masih dengan pemandangan pohon cemara

Ilalang dengan ketinggian sepinggang

Dan inilah penampakan tempat buat renang. airnya berwarna kehitaman. Too bad :(

Pantainya berdekatan dengan Hutan Bakau

Ale kecapean seharian Trekking

Walhasil cuma duduk cantik aja di pinggir pantai

Wefieeeee

Pemandangan pinggir pantai yang lumayan gak terlalu kotor

Harus masuk ke semak-semak untuk jalan balik menuju homestay

Singkat cerita, saat kami menuju homestay saya dan Vivi menumpang motornya Pak Priatno untuk sampai di dermaga kebon waru. Kaki kami sudah tidak kuat jalan jauh, rasanya pegeeelll banget. Makanya saya cegat motor yang lewat dan minta ijin, kali aja dibolehin nebeng sama yang punya motor. Lucky us, kita bisa nebeng motornya Pak Priatno yang bekerja sebagai angkatan laut yang bertugas selama 4 tahun di Pulau Sangiang. Selama perjalanan pulang, saya sempat berbincang-bincang dengan Pak Priatno. Beliau harus meninggalkan anak istrinya yang tinggal di Bekasi. Tapi enaknya semua terbayar karena kerja seminggu dan libur pun juga seminggu. Kalau gitu sih impas yaaa. Jadi gak perlu khawatir untuk jauh dari sanak family dengan waktu yang lama. Sesampainya di dermaga, saya hendak memberikan beberapa saja ke Pak Priatno. Tapi Pak Priatno menolak dan sempat ada adegan saya mengejar Motornya Pak Priatno #halah

Minggu, 26 April 2015

Ekspetasi : Pukul 08.00 AM sudah cabut ke dermaga biar snorkelingnya bisa lebih lama
Kenyataan : Pukul 09.30 AM baru jalan dari dermaga menuju tempat snorkeling

Namanya juga rencana, pasti suka meleset dari perkiraan awal. Bangun sih semuanya udah dari pagi. Pukul 06.00 AM sudah ada yang mejeng di bale dan ada juga yang sudah gosok gigi. Kalau saya sih masih leyeh-leyeh di atas kasur. karena sarapannya belum nongol juga sepagi itu. Maklum kecapean banget, jadi tidur paling awal dan bangun paling akhir. Itu bisa disebut SURGAA DUNIAAA. Karena teman saya banyak yang gak bisa tidur gegara banyak nyamuk dan kepanasan. Homestay kami hanya ada kipas angin, itupun gak nyala lagi karena rusak. Untung saya itu termasuk dari orang yang bisa tidur dimana aja. Jadi gak ada masalah deh sama yang namanya tidur malam, yang paling penting adalah gak dingin. Kalau sampe dingin, mungkin saya juga gak akan bisa tidur.

Pukul 08.30 AM Saya, Ale, Meinard an Vivi maen sebentar di Pantai Pasir Panjang untuk foto-foto dan cari kerang. Liat air yang begiru bening, rasanya pingin buru-buru nyemplung. Tapi karena disana ombaknya besar, jadi saya pun gak berani untuk sekedar main air disana.


Masih pagi banget nih, gak ada sunrise disini

Matahari sudah muncul


Lagi motoin tebing, ada lagi yang motoin dari belakang *candid*
Tongsis beraksi karena gak ada yang bisa dimintain tolong
Sebut saja gaya tangan yang berbeda
Liat ombaknya...Lumayankan kalo lagi duduk gitu kena ombak
Yuhuuuuu....Hasi pencarian saya dan Meinard di Pantai Pasir Panjang
Pukul 09.00 AM kami sudah meninggalkan Dermaga Kebon Waru

Berbarengan dengan kapal lain

Dian, Vivi, Bastian, Ale, Meinard
Dibelakang cuma kita berempat aja penghuninya

Ini kok gw macam liat artis aja yaaa...Sampe segitu seriusnya ngambil foto *candid*
Nanti kita berjumpa lagi yaaa...Mau Snorkeling dulu Diannya

Pagi itu ceraahhh sekaliiiiii...Emang enak kalo langsung nyemplung ke lautan. Spot pertama kita menuju Tanjung Bajo, Cukup memakan waktu 20 menit kami sudah sampai di Tanjung Bajo. Air lautnya berwarna hijau. Disana banyak nemo loh dan ikannya juga lucu-lucu. Kami semua sudah nyemplung, Tapi Ale dan meinard masih belum juga nyemplung karena ribet dengan pelampungnya. Haduuuuhhhh ni dua cowok, mau nyemplung aja masih ngurusin pelampung. kan pelampung bisa dipegang aja, jangan di pake. Hahhahahaa....
  
Lupa pake sunglasses
Lagi maen sama ban, di jepret si Ale. Itu kaki bulunya panjang banget :p
Karena gak pernah pake ban, walhasil susah keluar
Mana ban nya keras kejedot pula kena kepala *candid*
Ceritanya pertolongan pertama dari Vivi #halah
Nah akhirnya ni dua cowok nyemplung juga hahaha...


Lanjut lagi ke spot yang kedua di Rawa Kedondong. Nah ini spot snorkeling yang paling saya suka sekali. Banyak sekali terumbu karang warna-warni, ada nemo juga, Bintang laut yang super besar *norak...maklum pertama kali liat bintang laut segede itu* *oke abaikan aja*, ada ikan macam di film kartun yang warna dalam satu ikan bisa tiga warna terus ada lagi ikan yang bertotol hitam macam dalmation, ada ikan berbentuk ikan julung tapi yang gedenya terus juga warnanya ada yang biru dan kuning. HAduuuuhhhh udah lah percuma saya jelasin juga, mendingan lo pada dateng deh ke Sangiang. Recomended banget buat snorkelingnya. Asli kereeeennnnn mampus...Rasanya pengen balik lagi kesana tapi cuma buat snorkeling aja yah. bukan buat trekkingnya, abisan cape sih kalo trekking. Hahahhaa....
Maaf saya gak ahli menyelam. Cukup sekian dan Terima kasih

Vivi dengan kaki melebar, Dian dengan tangan yang melebar

Bukan disini yah spot snorkeling yang keren. Masih kesana lagi deh

Pukul 11.45 AM kami semua balik ke homestay karena sudah waktunya mendekati makan siang, belum lagi dari dermaga menuju homestay masih lumayan jauh. Belum lagi antri mau mandi terus packingnya juga. Makanya lebih cepat lebih baik agar tidak terlalu malam sampai Jakarta.

Selalu suka dengan pemandangan ada pantai dan juga gunung

Merekalah yang mengantar kami Hopping Island

Selesai sudah Hopping Island nya, agak gak puas sih karena hanya setengah hari saja Hopping Islandnya. Masih belum puas liat ikan lucunya. Tapi apa daya, waktunya sudah tidak cukup. Maka dari itu, kami harus packing agar tidak terlalu malam sampai Jakarta.

Selesai Packing, jalan kaki menuju dermaga langsung minum air kelapa

Keroookkk terus neenggg kelapanya

Bad habit paling gak bisa tidur di kapal, yang lainnya tepaaarrr

Bastian doang yang masih melek, jadi duduk diatas kapal

Pukul 16.10 PM sudah sampai di Pelabuhan Paku Anyar, Seharusnya kami sudah bisa meninggalakn pelabuhan sedari tadi, Tapi karena satu angkot datangnya telat. Makanya kami tunggu sejam kemudian dan baru bisa meninggalkan Pelabuhan pada pukul 17.02 PM. Gak sampe sejam perjalanan, hanya memakan waktu 40 menit kami sudah sampai di terminal bayangan Pondok Cilegon Indah. Lucky me bisa liat biasan sunset dengan warna orange keemasan. Amaziiingggg...Pemandangan saat itu keren banget

Luar Biasa bukan ciptaan tuhan
 Berakhir sudah perjalanan kami menyusuri seluk beluknya Pulau Sangiang. Pemandangan yang disajikan begitu indah dan tidak menyesal jauh-jauh ke Pulau Sangiang. Terima kasih atas waktu dan kebersamaannya teman-teman baru. Next trip bisa kali infonya kaka :D



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Yuk ah komen daripada cuma sebarin Spam

Copyright 2012 Dian Juarsa. Diberdayakan oleh Blogger.